Memahami Model Bisnis Opensource
Dalam pertemuan Zabbix Meeting 2024 yang kemarin diadakan di Menara Mandiri, bersama salah satu partner lokal BANGUNINDO, saya melihat suatu model bisnis opensource yang menarik.
Zabbix, solusi infrastructure monitoring yang telah ada sejak tahun 2001. Hampir saat yang sama juga muncul Nagios. Nagios sendiri kami tangani sejak tahun 2005 dengan menggunakan perusahaan PT DAYA CIPTA MANDIRI SOLUSI . Namun jelas Zabbix dan Nagios memiliki track yang berbeda.
Zabbix tetap berada di jalur opensource, sedangkan Nagios memiliki versi opensource (Nagios Core), sedangkan yang berbayar support dibawah Nagios XI.
Yang menarik, tetap kita bisa perhatikan sebagai berikut.
Pertama, source code tetap free (opensource) tapi ada perbedaan license yang diterapkan. Dalam dunia opensource, dikenal GNU General Public License. Dalam dunia license GNU, dikenal dua :
- GNU General Public License (GPL)
- GNU Affero General Public License (AGPL)
Keduanya mengatur license yang digunakan untuk produk opensource, perbedaannya adalah penggunaannya di jaringan.
Network Use Clause
- GPL: distribusi dari software tapi tidak secara spesifik menyatakan penggunaan software. Artinya bila kita memodifikasi GPL-licensed software dan menjalankannya di server, maka kita tidak harus membagikan source code dari modifikasi kecuali kita mendistribusikannya sendiri.
- AGPL: memasukkan penggunaan jaringan untuk bisa mengakses source code yang dimodifikasi. ini digunakan untuk menutup “ASP loophole” (Application Service Provider loophole) dimana versi modifkasi dari software digunakan untuk service tanpa membagikan modifikasinya.
Zabbix sekarang menggunakan GNU Affero General Public License version 3 (AGPLv3), sedangkan Nagios menggunakan GNU General Public License (GPL) version 2 (#GPLv2).
Maka bila anda membuat aplikasi atau modfifikasi atas Zabbix, maka source code harus bisa dibagikan, sesuai AGPL.
Kedua, model business. Dalam dunia opensource, anda tidak bisa menjual license nya, karena itu opensource. Yang bisa dilakukan mengambil “benefit” dari lainnya :
- Training atas produk. Semakin banyak pengguna opensource , tetap ada potensi perlu training. Karena tidak semua produk opensource dapat dipahami dengan baik. Jadi training bisa menjadi pilihan.
- Support. Bagi prinsipal pengembang produk, ini sumber keuangan yang luar biasa. Tidak semua orang mau training, tapi mungkin semua orang akan perlu support. Maka support yang baik akan membuat produk opensource berkembang.
Baik Zabbix ataupun Nagios menggunakan kedua pendekatan diatas. Perbedaannya, mungkin Nagios lebih dulu membangun jaringan distribusi partner resellernya, Zabbix mungkin baru belakangan. Tapi keduanya membangun jaringan ini untuk kepentingan dukungan produk yang lebih baik dan juga tentunya pelatihan.
Ketiga, komunitas. Opensource tetap harus bisa berkembang, dan ini mungkin juga sangat tergantung dari komunitas yang ada. Semakin kuat komunitas nya maka akan semakin berkembang produknya.
Mungkin ini yang harus dikembangkan Zabbix saat ini, komunitas yang kuat. Nagios lebih dulu sudah memiliki itu sebelumnya. Dan berkembang dengan baik.
Keempat, pricing model. Karena biaya hanya bisa dibebankan atas training, support, maka pricing menjadi hal penting. Namun Nagios memiliki pendekatan berbeda. Nagios memilih dengan konsep license yang didukung berbayar. Dan menggunakan pendekatan Perpetual. Namun angka recurring perpetualnya hampir tidak masuk akal. Karena mencapai 70% dari harga license awal. Ini berbeda dengan pendekatan license lainnya. Hal ini karena untuk memastikan dukungan atas produk bisa berlaku.
Zabbix menggunakan pendekatan berbeda, fokus di training dan support fee, termasuk implementation fee. Semua jasa, belum ada license.
Apapun pendekatan yang diambil oleh kedua produk opensource ini, keduanya adalah produk yang hebat, bertahan hingga sekarang, lebih dari 20 tahun.
Bagaimana dengan anda? Bila produk anda akan dibuat menjadi opensoruce, bisa belajar dari Zabbix dan Nagios. Pemilihan license model juga penting. Serta sumber pendapatan untuk bisa membuat produk terus berkembang.
Selamat datang untuk Zabbix di Indonesia, mari kita bangun kekuatan opensource di Indonesia kembali.